Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2019

TASAWUF ITU APA SIH ?

TASAWUF ITU APA SIH ? OELH :   SUTEJA Tasawuf adalah nuansa baru dalam (keberagamaan) Islam. Tasawuf hadir memperkuat konsep zuhud   dan kaum kaum sufi mereduksi zuhud   sebagai sebuah disiplin yang teramat ketat dalam bentuk peilaku keseharian   meninggalkan orientasi duniawi secara keseluruhan dan hanya berpaling kepada orientasi   ukhrawi. [1]   Tasawuf   adalah institusi keislaman yang   memiliki eksitensi, gerakan, sistematika   organisasi,   landasan formal ajaran, serta rujukan tersendiri. Tasawuf berhasil menciptakan pemimpin dan pembimbing   ruhani   ( murobbi ) sendiri dalam strutkur yang independen dan ditaati oleh semua murid dan pengikutnya dengan ghirah dan fanatisme   yang tidak terkalahkan oleh pengaruh-pengaruh luar . [2] Tasawuf dikenal banyak orang dala m dua kategori. Pertama, tasawuf akhlaqi   dianggap memagari dirinya dengan al-Qur’an dan al-Sunnah serta menjauhi penyimpangan-penyimp...

DASAR ETIK KEHIDUPAN HUMANIS

DASAR ETIK KEHIDUPAN HUMANIS SUTEJA Doktrin sufistik bisa dijadikan dasar etik pengembangan kehidupan lebih humanis dengan tetap memelihara produktivitas di tengah gaya hidup modern yang memproduksi ketidakadilan dan ketimpangan sosial. Fungsionalisasi ajaran sufi itu lebih urgen ketika berbargai wilayah negeri ini dilanda bencana alam akibat salah urus.   Konflik menajam dalam pertarungan politik setiap pergantian pimpinan partai dan pemilihan kepala daerah yang mulai berlangsung di seluruh kawasan Tanah Air, membuat kemiskinan dan penderitaan rakyat semakin mengenaskan. Fakir-miskin dan korban bencana alam itu makin tak terurus saat elite partai dan bahkan keagamaan terperangkap perebutan kekuasaan materiil. Doktrin sufi mengajarkan bagaimana cara pembebasan manusia dari perangkap   hasrat kuasa dan kaya yang mejadikan pelaku ekonomi, politik dan tokoh agama   kehilangan rasa kemanusiaannya. Tuduhan ajaran sufi menjadi penyebab utama lemahnya etos sosial, ek...

PENDIDIKAN SUFISTIK DI ERA MULTIKULTUR

PENDIDIKAN SUFISTIK DI ERA MULTIKULTUR   SUTEJA  Sejak   awal budaya manusia, pendidikan pada hakikatnya merupakan proses sosialisasi dan enkulturasi yang menyebarkan nilai-nilai dan pengetahuan-pengetahuan yang terakumulasi di masyarakat. Dengan berkembangnya masyarakat, berkembang pula proses sosialisasi dan enkulturasi nya dalam bentuknya yang diserap secara optimal.   Dewasa ini pendidikan terlihat lebih mengupayakan peningkatan potensi intelegensia manusia. IQ telah menjadi sebuah "patok absolut" dalam melihat tingkat progresivitas kedirian manusia. Manusia dituntut mengasah ketajaman intelektualnya demi kemampuan mengoperasikan mekanisme alam yang menurut Jurgen Habermas, menghunjamnya hegemoni rasio instrumentalis. Produk dari instrumentalisasi intelek ini adalah terbangunnya manusia-manusia mekanis yang kering dari nuansa kebasahan ruang diri, atau dalam istilah Herbert Marcuse, one dimensional men .      ...

INSTITUSI PENDIDIKAN SUFI

INSTITUSI PENDIDIKAN SUFI SUTEJA Institusi pendidikan para sufi   sebenarnya telah ditemukan di masa-masa awal abad Islam dalam bentuk semacam madrasah. Hal ini terbukti dengan ditemukannya madrasah Hasan al-Bashri di Bashrah, di bawah asuhan Hasan al-Bashri yang lahir pada tahun 21 H/632 M. Kemudian muncul pula madrasah Tasawwuf di Madinah di bawah asuhan Sa’id bin Musayyab (13-94 H). Lalu di Kufah muncul madrasah Sufyan al-Thaury (97-161 H). Hal ini menunjukkan bahwa sesungguhnya institusi pendidikan sufi telah ada sejak masa sesudah sahabat dan pertengahan masa tabi’in. Pada masa-masa berikutnya muncul pula tokoh-tokoh sufi ternama misalnya, Sirr al-Saqathy (w. 253 H), Ma’ruf al-Kurkhi (w. 201 H), Harits al-Muhasibi (w. 243 H), Dzu   al-Nun al-Mishry (w. 240 H), Abu Yazid al-Basthami (w. 261 H).   Pusat kegiatan sufi pada masa itu biasa disebut dengan khanaqah atau zawiyah (Turki= tekke ). Di Afrika Utara, pusat kegiatan sufi disebut ribath sedangkan di I...

HADIYUWAN

HADIYUWAN SUTEJA Pesantren secara kuat mengajarkan dan mendidik para santrinya untuk   mempraktekkan   amalan-amalan ibadah:   shalat,   puasa, membaca al-Quran, dzikir, dan berbagai wirid khusus. Doktrin yang dikembangkan di pesantren adalah bahwa “ilmu yang   bermanfaat   adalah ilmu yang   bisa mendekatkan diri kepada Allah.    Dzikir dan wirid dalam kerangka   taqarrub   kepada Allah,    menempati posisi utama dalam proses pendidikan di   pesantren.   Dzikrullah adalah rukun bagi setiap thoriqot   (Indonesia: tarekat) shufi. Setiap pesantren menganut salah satu dan bahkan beberapa thorioqt. Para santri pun diwjibkan mengamalkan secara konsisten dan kontinyu   wirid   thoriqot   yang dianut sang kyai.    Kyai-kyai Buntet Pesantren dikenal konsisten dengan   wirid thoriqot Syathoriyah dan kemudian juga Tijaniyah.   Kyai-kyai Pesantren Bendakerep tetap setia deng...

NASIHAT AL-IMAM AL-SYAFI'I

TIGA KATEGORI PECINTA ILMU SUTEJA قال الشافعي رضي الله تعالى عنه:  خير الدنيا والآخرة في خمس خصال:‏ غنى النفس.‏   وكف الأذى.‏   وكسب الحلال.‏    ولباس التقوى.‏ قال الشافعي رضي الله تعالى عنه: "من أحب أن يفتح الله قلبه ويرزقه العلم، فعليه بالخلوة، وقلة الأكل، وترك مخالة السفهاء، وبعض أهل العلم الذين ليس معهم إنصاف ولا أدب". قال الشافعي رضي الله تعالى عنه ورحمه: أفضل الأعمال ثلاثة:‏ ذكر الله تعالى.‏  ومواساة الإخوان.‏  وإنصاف الناس من نفسك.

SHOLAT

SHOLAT A. SYARAT SAHNYA SHOLAT     1. Suci Badan dari Najis dan Hadats 2. Menutup Aurat dengan Pakaian yang Suci 3. Mengerjakan Sholat di Tempat yang Suci 4. Meyakini Sudah Masuk Waktu Sholat 5. Menghadap Qiblat B. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN SHOLAT 1. Berbicara dengan Sngaja 2. Bergerak (bukan gerakan sholat) secara Berturut-turut 3. Berhadats 4. Terkena Najis 5. Terbuka Aurat 6. Berubah Niat 7. Membelakangi Qiblat 8. Makan 9. Minum 10. Tertawa 11. Keluar dari Islam (Murtad) C. RUKUN SHOLAT 1.     Niat didalam   Hati   (Berbarengan dengan Membaca Takbirotul Ihrom) 2.     Takbirotul Ihrom 3.     Berdiri 4.     Membaca Surat al-Fatihah 5.     Ruku’ 6.     I’tidal (Berdiri Setelah Ruku’) 7.     Sujud 8.     Duduk Tuma’ninah dinatara Dua Sujud 9.     Membaca Doa Tasyahhud ...