MENUJU TRANSPERSONAL: MENUJU TRANSPERSONAL SUTEJO IBNU PAKAR T azk î yat al-Nafs , dalam pandangan para sufi, merupakan istilah bagi praktek- mujãhadah . ...
DZIKIR/WIRID TAREKAT TIJANIYAH SUTEJA Tarekat Tijaniyah, tutur KH. A. Syifa, mengenal adanya tiga macam dzikir yang menjadi ritual mereka, yaitu: wirid lazimah , wirid Wadzifah dan wirid Hailallah . [1] a. Wirid Lazimah Wirid Lazimah wajib diamalkan oleh setiap murid tijaniyah pada waktu pagi dan sore tanpa ketentuan harus secara berjamaah. Kebanyakan mereka mengamalkan secara individual di rumah masing-masing atau di tempat di mana saat itu ia berada. Bacaannya adalah kalimat istighfar yang harus dibaca berulang-ulang sebanyak 100 kali. Dilanjutkan dengan bacaan shalawat Fatih Tijanni 100 kali. Dan, lafadz hailalah atau tahlil ( Laa ilaha ilallah) yang harus dibaca sebanyak 99 kali dan diakhiri dengan bacaan kalimat Lâ ilâha ilâ Allâhu Muhammadun Rasulullâh ‘alayhi salâmullâh Allâhumma Shalli ‘Alâ Sayyidinâ Muhammadinil Fâtih Limâ Uqliqa wa al-Khâtim Limâ Sabaqa, Nâshir al-Haqq ...
RADEN MUTA’AD (1785-1842 M) putra Raden Muridin bin Raden Muhammad Nurudin (keturunan ke-17 dari Syarif Hidayatullah). RADEN MUTA’AD dengan Nyai Rt. Aisyah (Nyai Lor) 1. Nyi Rokhilah 2. Nyi. Amanah 3. Nyi. Qoyyumah 4. KH. Sholeh Zamzam 5. Nyi. Sholemah 6. Abdul Jamil (1842-1910M ) [1] 7. Kyai Fakhrurrazi 8. Abdul Karim. RADEN MUTA’AD dengan Nyai Kidul (?) 1. Nyi Saodah, 2. KH. Abdul Muin, 3. K. Tarmidzi, 4. Nyi Hamimah 5. KH. Abdul Mu’thi. [1] K. Abdul Jamil meninggal pada 23 Rabbiul Awwal 1339 H/1918 M dimakamkan di Buntet Pesantren dengan meninggalkan dua orang istri yaitu Nyi. Sa’diyah binti Ki Kriyan (dari istri Nyi. Sri Lontang Jaya, Arjawinangun) dan Nyi. Qoriah binti KH. Syathori (Arjawinangun, Cirebon) serta 15 orang putra-putri yaitu 6 (enam) orang dari pernikahannya dengan Nyi. Sa’diyah (1.Nyai Syakiroh, 2. Nyai Mandah, 3. KH. A. Zahid, 4. Nyai Sri Marfuah, 5. Nyai Halimah dan ...
TAHLILAN DAN HADIYUWAN Oleh: SUTEJO IBNU PAKAR A. TAHLILAN Tahlilan adalah aktivitas seseorang atau kelompok (jama’ah) yang melantunkan atau mebaca kalimat thayyibah /kalimat tahlil . Upacara tahlilan lazimnya dilakukan setiap ada kematian. Tahlilan diselenggarakan selama tujuh hari/malam berturut-turut setelah kematian seseorang muslim. Dengan tujuan utama mendoakan seseorang yang telah meninggal dunia. Tahlilan diselenggarakan atas prakarsa keluarga/ahli waris seseorang yang telah meninggal. Imam atau pemimpin upacara tahlilan adalah seseorang yang, karena keilmuan dan kesalehannya, diminta atau ditunjuk oleh keluarga ahli waris. Tahlilan dalam tardisi masyarakat Cirebon khususnya dan Jawa umumnya, didahului dengan hadyu al-Fatihah atau hadiah al-Fatihah kepada arwah orang-orang terdahulu. Karenanya, ia dikenal juga dengan sebutan ngarwah. Hadya, dalam terminology fikih Is...