hawl

.  HAWL
sutejo ibnu pakar


Peringatan hari kematian (hawl) para  awliyâ,  kyai, guru dan  orang tua kandung  dilaksanakan atas dasar keyakinan bahwa mereka adalah pribadi- pribadi yang dikaruniai husn al-Khâtimah. Penghormatan ummat Islam terhadap para awliyâ Allah   dilakukan untuk mengenang  dan menteladani   pengabdian dan pengorbananan mereka dalam memasyarakatkan Islam ahlussunnah wal jama’ah  dan juga memerdekaan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Perbedaan mendasar yang dimiliki oleh para nabi dan rasul Allah dengan manusia biasa adalah keistimewaan dan keluar biasaan yang diperoleh secara langsung dari Allah serta tidak dimiliki manusia biasa.  Lazim disebut  ijâz  alias mu’jizat.  Salah satunya adalah kelahiran yang selalu diperingati ummat manusia setiap tahunnya. Konsistensi ummat Islam memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah ekspresi keimanan dan keyakinan tentang kenabian dan kerasulan Muhammad SAW sebagai penutup para nabi dan rasul (khâtim al–Anbiyâ’ wa al-Mursalîn).  

Memeringati  mawlid al-Nabi  mentradisi  berdasarkan petunjuk wahyu.  Himmah,  ghîrah  dan  hubb  itu  lahir dari keyakinan keharusan  mencintai dan menteladani  Nabi SAW sebagai   hamba Allah  (‘abd. Allâh)  paling sempurna yang  tidak ada satu titik pun cela (ayb), kekurangan (nuqshân) apalagi kejelekan (sayîât) ataupun dosa (dzanbun). [1]  Muhammad SAW adalah hamba Allah (‘abd. Allâh) yang paling sempurna dan kesempurnaannya dikaruniakan langsung oleh Allah Yang Maha Sempurna sebagai rahamtan lil ‘âlamin. Allâh a’lam bi al-Shawâb.



[1] Baca Q.S. al-Fath : 2

Postingan populer dari blog ini

DZIKIR/WIRID TAREKAT TIJANIYAH

RADEN MUTA’AD (1785-1842 M)

TAHLILAN DAN HADIYUWAN