Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2016

TAMBA ATI

TAMBA  ATI اللهم صلّ وسلّم على   سيّدِنا ومولانا محمّدٍ عدد ما بعلم الله صلاةً دآئمةً بدوام ملكِ اللهِ TAMBA ATI IKU LIMA ING WERNANE MACA QURAN KUDU WERU ING MAKNANE LAN KAPINGDO SHOLAT WENGI LAKONANA KAPING TELUE WONG SHOLEH KUMPULANA KAPING PATE WETENG KUDU KANG LUWE KAPING LIMA DZIKIR WENGI INGKANG SUWE SEKABEANE LAMUN BISA DILAKONI INSYA ALLAHU TA’ALA NYUMBADANI AYO BATUR ‘IBADAH KULAE MELU MUNGPUNG DURUNG KATEKANAN BENTING TELU DINA WINGI MASI DOLAN KARO BATUR BEDUG MATI JAM SEKAWAN MENJING KUBUR KUBURANE LUWI PANAS LUWI PETENG        MUNGKAR NAKIR NAKONANE KERANG KERENG BONGGAN SIRA NING DUNYANE GLENDANG GLENDENG NING HUKUM AGAMA ISLAM ORA SENENG LAMUN SIRA SENENG NING AGAMA ISLAM GELEM NGAMALAKEN SHOLAT INGKANG TERANG BESUK OLI PANGAMPURAE PENGERAN NING AKHERAT MANJING SORGA DARUSALAM.

ORANG KAYA TERPEDAYA

ORANG KAYA TERPEDAYA KELOM[OK PERTAMA Orang kaya yang berderma dengan hartanya untuk kepentingan masjid, sekolah, pesantren dan sarana umum dengan niatan agar  dikenal dan dikenang sepanjang masa banyak, serta mengkalim dirinya berhak atas ampunan Allah KELOMPOK KEDUA Berusaha dengan cara-cara yang halal dan menjauhi cara-cara haram demi kepentinga membangun masjid, tidak selainnya KELOMPOK KETIGA Memanfaatkan kekayaannya untuk kepentingan fakir miskin dan lebih suka bersedekah secara terbuka, dengan harapan dihormati kaum fakir miskin serta kebaiaknnya tersohor KELOMPOK KEEMPAT Menyimpan kekaayaan dan berlaku kikir, lebih suka melakukan ibaah ang tidak mensyaratkan harta semisal berpuasa di siang hari, qiyamullail, atau mengkhatamkan al-Quran KELOMPOK KELIMA Klompok orang bakhil, tidak mau berzakat serta berambisi untuk dilayani orang-orang miskin. KELOMPOK KEENAM Cenderung menyukai tempat-tempat dzikir dan menganggapnya sebagai ibadah dan tidak suka be...

NYANTRI

NYANTRI   Aku lulus dan mendapatkan ijazah SD Negeri 2 Sumber  Cirebon. Akhir bulan itu aku pergi ke Pesantren Babakan Ciwaringin ikut mengantarkan teman (tetangga depan rumahku di Desa Sumber) yang ingin nyantri di Pesantren Roudhotut Tholibin Babakan Ciwaringin. [1] Layaknya pengantar calon santri baru, aku pun ikut mengiringi temanku menghadap dan meminta restu para kyai serta tidak lupa minta diterima menjadi santri baru, sebelum nantinya kami pun harus melakukan pendaftaran secara administrative di kantor pesantren. Diantara para kyai yang kami kunjungi adalah (almarhum) KH. Masduki Ali. [2] Setelah berceita romantika calon santri baru sambil  memandangiku akhirnya belaiu bertanya “ Teja, apakah kamu nanti kerasan?  Mengingat usia dan postur tubuhku waktu masih sangat kecil menurut beliau sebaiknya  aku berfikir ulang dan harus lebih menguatka tekad. Namun, alhamdlillah, aku dikaruniai kekuatan untuk krasan dan betah nyantri di pesantren  Babakan ...

KH. Abdul Jamil

K. Abdul Jamil meninggal pada 23 Rabbiul Awwal 1339 H/1918 M  dimakamkan di Buntet Pesantren dengan meninggalkan dua orang istri yaitu Nyi. Sa’diyah binti Ki Kriyan (dari istri Nyi. Sri Lontang Jaya, Arjawinangun) dan Nyi. Qoriah binti KH. Syathori (Arjawinangun, Cirebon) serta 15 orang putra-putri yaitu 6 (enam) orang dari pernikahannya dengan Nyi. Sa’diyah (1.Nyai Syakiroh, 2. Nyai Mandah, 3. KH. A. Zahid, 4. Nyai Sri Marfuah,  5. Nyai Halimah dan 6. Nyi Hj. Madroh) dan 9 (sembilan) orang dari pernikahannya dengan Nyi Qoriah (1. KH. Abas, 2. KH. Anas, 3. KH. Ilyas, 4. Nyi. Hj. Zamrud, 5. KH. Akhyas, 6. K. Ahmad Chowas, 7. Nyi. Hj. Yakut, 8. Nyi. Mukminah dan 9. Nyi Nadroh).

RADEN MUTA’AD (1785-1842 M)

RADEN MUTA’AD (1785-1842 M) putra Raden Muridin bin Raden Muhammad Nurudin (keturunan ke-17 dari Syarif Hidayatullah). RADEN MUTA’AD dengan Nyai Rt. Aisyah (Nyai Lor)  1.     Nyi Rokhilah 2. Nyi. Amanah 3. Nyi. Qoyyumah 4. KH. Sholeh Zamzam 5. Nyi.  Sholemah 6. Abdul Jamil (1842-1910M ) [1] 7. Kyai Fakhrurrazi 8. Abdul Karim. RADEN MUTA’AD dengan Nyai Kidul (?) 1. Nyi Saodah, 2. KH. Abdul Muin, 3. K. Tarmidzi, 4. Nyi Hamimah 5. KH. Abdul Mu’thi. [1] K. Abdul Jamil meninggal pada 23 Rabbiul Awwal 1339 H/1918 M  dimakamkan di Buntet Pesantren dengan meninggalkan dua orang istri yaitu Nyi. Sa’diyah binti Ki Kriyan (dari istri Nyi. Sri Lontang Jaya, Arjawinangun) dan Nyi. Qoriah binti KH. Syathori (Arjawinangun, Cirebon) serta 15 orang putra-putri yaitu 6 (enam) orang dari pernikahannya dengan Nyi. Sa’diyah (1.Nyai Syakiroh, 2. Nyai Mandah, 3. KH. A. Zahid, 4. Nyai Sri Marfuah,  5. Nyai Halimah dan ...

SUTEJA

SUTEJA Jurnal 2015 Ilmu-ilmu Keislaman Membaca Ulang Menejmen Institusi Pendidikan Islam Klasik , Al - Tarbawi al - Haditsah 2015 Ayat Penciptaan Manusia; Pendidikan Pranatal dan Pewarisan Nilai Karakter , Al-Tarbawi al - Haditsah Buku 2016 Kerpibadian Wali , Pangger Press 2016 Tasawuf Lokal Mencari Akar Tradisi Sufisme Lokal Cirebon , Cirebon Publishing 2015 Tafsir Tarbawi , Nurjati Press 2015 Pendidikan dan Pesantren , Nurjati Press 2015 Tuntunan Amaliah Ramadhan Warga Nahdhiyin , Aksarasatu 2015 Tradisi Amaliyah Warga NU Tahlilan, Hadiyuan, Dzikir, Yasinan, Ziarah Kubur , Aksarasatu 2015 Panduan Ziarah kubur , Aksarasatu 2015 Tokoh Tasawuf dan Ajarannya , Nurjati Press 2014 Termonologi Tasawuf , Kaukus Muda NU Cirebon 2014 ...

tauhid

أفضل ما قلت أنا والنبيون من قبلي:   لا إله إلا الله وحده لا شريك له

TERMINONOLOGI TASAWUF

TERMINONOLOGI TASAWUF PANDUAN PEMAHAMAN-PENGAMALAN Halaman PENGANTAR TIM KREATIF PENGANTAR PENERBIT PENGANTAR PENULIS BAB I             MENGENALI SHUFI                         A. Karakter Shufi                         B. al-‘Arif Billah (Shufi Ma’rfatullah)             C. Wilayah (Kewalian)                         D. Maqam Wali                         E.  Lima Rahasia Wali Quthb  ...

Sinopsis Singkat Pemikiran Para Filsuf

Sinopsis Singkat Pemikiran Para Filsuf Thales (+ 585 SM) : “Segala sesuatu penuh dengan dewa” (kosmologi naturalistik). Air adalah prinsip pertama (kesatuan/monistik di balik keberagaman dunia). Anaximander (+ 611-546 SM; pendiri Astronomi) : Seorang metafisikawan monistik naturalistik yang meyakini bahwa substansi pertama adalah “Yang Tak Terbatas” : kesatuan primitif semua substansi. Pythagoras (586-500 SM; pendiri komunitas persaudaraan rahasia) : Kunci pemahaman tentang semesta terletak pada angka-angka, karena segala sesuatu adalah angka. Siddharta Gautama (+ 563-483; pendiri agama dan filsafat Buddha) : Empat kebenaran mulia: (1) Hidup adalah dukkha (penderitaan); (2) Sebab dari penderitaan adalah tanha (hasrat/kehendak dan kelekatan dengannya, yang darinya muncul ego); (3) Penderitaan dapat diatasi dengan memutuskan tali kelekatan; (4) Hal itu dapat dilakukan dengan mengikuti Delapan Jalan Kebaikan, yaitu: (1) Samma-ditthi (pengertian yang benar); (2)...